Handoko Hary Suharso merupakan alumnus Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada tahun 1998. Atas kegigihan dan komitmenya di dunia peternakan, Handoko dikenal sebagai salah satu alumnus UGM yang sukses dalam bisnis peternakan. Berlatar belakang dari keluarga peternak, kecintaannya pada dunia ternak sudah terbangun sejak kecil. Dengan banyak berkecimpung dengan lingkungan peternakan, secara tidak langsung keluarga dan lingkungan hidupnya telah membentuk pondasi yang kuat pada Handoko dalam mengembangkan passionya di agribisnis hewan.
Pada masa kuliah, Handoko memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar mengenai pengetahuan dan keterampilan di bidang peternakan. Selepas lulus, Handoko untuk pertama kalinya memulai bisnis peternakan yang dikemudian hari dikenal dengan nama Tidar Krajan Farm. Dari bisnis tersebut, Handoko mengenalkan keunggulan bisnisnya dengan berfokus pada peternakan domba. Handoko mengimplementasikan ilmunya dengan menciptakan inovasi pada proses penggemukan dan breeding domba. Oleh karena itu, pada produk ternaknya, Handoko berhasil menciptakan domba yang berkualitas dan dikenal oleh pasar sebagai domba prima.
Namun, kesuksesan Handoko dalam bisnis Tidar Krajan Farm tidak diraih dalam semalam. Handoko memulai karier peternakannya untuk pertama kalinya dengan membudidayakan ayam dan sapi. Keputusan Handoko membudidayakan ayam dan sapi tidaklah mudah dikarenakan pangsa pasar yang kecil dan resiko rugi yang cukup besar. Handoko pun memutuskan untuk beralih dengan memilih domba sebagai fokus ternaknya. Dikarenakan perawatan yang mudah dalam menjamin kualitas ternak, pangsa pasar cukup luas, dan potensi keuntungan cukup tinggi menjadikan serangkaian alasan logis bagi Handoko memilih beternak domba.
Handoko menemukan jiwa bisnisnya dalam beternak domba. Akibat dari jiwa bisnisnya tersebut, dalam menjamin kualitas ternak Handoko tidak bisa bekerja secara mandiri. Oleh karena itu, Handoko membuka lapangan pekerjaan untuk memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Kontribusi nyata Handoko ini sejalan dengan pencapaiannya terhadap SDGs 8 yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Kualitas domba prima milik Handoko cukup terbukti dengan banjirnya pesanan domba pada Hari Raya Iduladha. Meskipun begitu, domba yang dijual Handoko tidak hanya laku pada saat musim hari raya saja. Pada hari biasa pun Handoko berhasil meraih omset hingga puluhan juta dari penjual domba prima. Handoko pun meyakini bahwasanya, sebagai seorang pebisnis harus mampu menciptakan pasarnya sendiri dengan memanfaatkan sosial media. Dengan menggunakan sosial media tersebut, pebisnis bisa memasang bisnis andalannya beserta dengan keunggulan dari bisnis lainya.
“Untuk teman-teman alumni, terkadang bisnis kita tidak selalu berasal dari jurusan yang kita ambil di kampus. Akan tetapi, dengan memiliki tekad dan ilmu, insya Allah usaha kita akan sukses di masa depan. Jangan mudah menyerah, terus belajar, dan matangkan ilmu hingga mencapai hasil maksimal,” pesan Handoko.
[Kantor Alumni: Tedy, Foto: Alif]