Sukesti Nuswantari merupakan alumnus prodi sastra dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Sebagai alumnus dengan latar belakang sastra, Sukesti telah membuktikan kepada publik bahwa latar belakang pendidikan bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan dalam meniti karier. Sukesti beranggapan bahwa dalam meniti karier, passion dan minat menjadi kendaraan penting untuk menuju kesuksesan. Anggapan tersebut dibuktikan oleh Sukesti melalui kecintaanya dalam memasak dan pertanian. Sukesti kini menjalankan bisnis yang bergerak pada pengolahan hasil pertanian yang dikenal dengan nama “Omah Koro”.
Sukesti mengatakan dengan didirikanya Omah Koro, kegiatan produksi tidak hanya pada produk usaha pangan yang berkualitas, tetapi juga menyediakan ruang edukasi dan pelatihan pada bidang pengolahan hasil pertanian. Omah Koro diyakini oleh Sukesti sebagai pusat pembelajaran terkait dengan agribisnis, khususnya pada keunggulan komoditas Kara Pedang sebagai pangan alternatif pengganti kedelai.
“Karena saya suka masak dan bermain-main dengan pertanian, akhirnya saya memilih menjadi seorang wiraswasta dengan mengelola Omah Koro sebagai pusat produksi dan edukasi Kara Pedang,” ujar Sukesti.
Sukesti menjelaskan bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada impor kedelai sehingga, secara tidak langsung industri lokal akan menurun. Oleh karena itu, Kara Pedang hadir sebagai komoditas lokal yang menjadi solusi substitusi dari kedelai. Kara Pedang dapat diolah selayaknya kedelai tetapi produk ini memiliki kualitas gizi yang lebih bernilai tinggi.
Dengan dedikasinya dalam produksi Kara Pedang di Omah Koro, Sukesti mampu menghidupi keluarganya dari Kara Pedang. Bahkan, produk Kara Pedang tersebut telah memenangkan berbagai penghargaan yang cukup bergengsi.
“Alhamdulillah, usaha saya sering kali menjadi pemenang dalam berbagai kompetisi, dan itu menjadi motivasi tersendiri bagi saya,” tambahnya.
Menurut Sukesti, sebagai pengganti kedelai produk Kara Pedang merupakan komoditas yang diakui dapat mendukung ketahanan pangan nasional. Belajar dari Kara Pedang Sukesti yakin ketahanan pangan nasional dapat tercapai ketika masyarakat banyak belajar untuk menggali potensi lain dari komoditas populer untuk bisa dikembangkan khususnya di Indonesia ini. Inovasi yang dilakukan oleh Sukesti merupakan visi bisnis yang sejalan dengan SDGs 2 yakni tanpa kelaparan.
Sukesti mampu menginspirasi banyak orang untuk keluar dari zona nyaman dan berani mengejar apa yang menjadi passion-nya. Dari kuliah sastra hingga menjadi agrobisnis, perjalanan karier Sukesti dapat menjadi contoh nyata bahwa sukses tidak melulu ditentukan oleh latar belakang pendidikan. Melainkan sukses dapat diraih dengan tekad dan hasrat yang kuat untuk terus belajar dan berkembang. Sukesti percaya bahwa seorang alumni, dari fakultas apapun, memiliki kemampuan untuk sukses di bidang yang berbeda asalkan tekun dan fokus pada minat yang dijalani.
“Kita tidak perlu fanatik dengan keilmuan yang kita pelajari. Semua bidang bisa kita pelajari, asal ada passion di sana. Ilmu yang sesuai dengan minat kita bisa dikembangkan,” pesannya.
[Kantor Alumni: Tedy, Foto:Bayu ]