Nurhayati Nirmalasari biasa disapa Nungki merupakan alumnus Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM angkatan 1990. Nungki merupakan alumnus UGM yang aktif menekuni dunia bisnis tempe dengan produk Attempe Healthy Food. Sebelum memulai bisnis, Nungki dan suaminya yang merupakan dosen FTP UGM menginisiasi sebuah proyek ketahanan pangan sesuai SDGs 2 (tanpa kelaparan) dengan branding, Rumah Kedelai Grobogan. Proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas kedelai lokal dan membantu membangun perekonomian daerah.
Pada tahun 2015, Nungki mulai merintis bisnis tempe dengan menggunakan kedelai lokal tanpa bahan hasil modifikasi genetik (nonGMO). Bersama dengan temannya, ia mengawali produksi tempe dengan sistem kemitraan. Dengan sistem tersebut, Nungki hanya menanam dan memanen kedelai sedangkan sisanya diserahkan kepada temannya di Bantul. Alasan Nungki memilih kedelai lokal dikarenakan kualitasnya mampu bersaing dengan kedelai impor. Namun tantangan yang dihadapi oleh Nungki berada di persaingan harga. Produk kedelai impor harganya lebih murah dari pada kedelai lokal. Tantangan ini tidak membuat Nungki menyurutkan langkahnya. Nungki memanfaatkan keadaan tersebut untuk memberikan berkontribusi mendorong produktivitas petani lokal. Kegiatan ini, menunjukkan kontribusi Nungki dalam pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan SDGs 8.
 Nungki juga mengadopsi sistem kemitraan dengan pabrik. Sistem ini disepakati bersama melalui MoU dengan perusahaan. Kemitraan ini mengatur bahwasanya perusahan bukan hanya membeli bahan baku dari petani, namun perusahaan juga perlu memberikan pendampingan kepada petani guna meningkatkan produktivitas panen. Sistem ini Nungki yakini sebagai upaya berkelanjutan untuk pembinaan dan pelatihan petani. Bagi Nungki, berbisnis bukan hanya berbicara soal keuntungan, tetapi juga perlu adanya pemberdayaan komunitas yang menjadi komponen penyukses bisnis. Dengan pendekatan ini, Nungki berharap dapat memperbaiki kondisi kesejahteraan petani kedelai dari berbagai kalangan.
Selain memproduksi tempe segar, Nungki juga berinovasi menghasilkan berbagai produk turunan, seperti keripik tempe dan cookies tempe yang dikhususkan untuk ibu hamil dan lansia. Produk-produk ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga untuk memberikan nilai tambah berupa manfaat kesehatan. Hingga kini, Nungki sudah meraup omset puluhan juta rupiah. Pemasaran Attempe dilakukan secara offline dan online guna membuka pasar baru yang lebih luas. Bahkan produk dari penjualan online yang dapat menembus pasar ekspor di Turki. Inovasi ini tentunya sejalan dengan SDGs 9, yakni industri, inovasi, dan infrastruktur. Dengan demikian, bisnis Nungki dari tahun ke tahun makin berkembang dan kini ia sudah memiliki pabrik dengan branding Jogja Attempe Heritage yang beralamat di di Jalan Kembang Raya, Sleman, Yogyakarta.
[Kantor Alumni: Tedy Aprilianto, Foto: Liputan6]