
Pengurus Pusat KAGAMA bekerja sama dengan Lembaga Adat Mapor menyelenggarakan webinar KAGAMA untuk Desa dengan mengangkat tema “Gebong Memarong Antara Budaya, Adat, dan Wisata Pasca Tambang Timah” secara daring pada Sabtu (22/02). Webinar ini dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari KAGAMA, pimpinan UGM, pendamping desa, dan perwakilan lembaga adat dari berbagai daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pelestarian budaya dan mengenalkan budaya Gebong Memarong sebagai role model pembangunan desa wisata berbasis masyarakat.
Turut hadir Drs. Warsangka selaku Ketua Pengda KAGAMA Bangka Belitung yang menyampaikan bahwa webinar ini merupakan komitmen KAGAMA untuk melestarikan dan mensejahterakan masyarakat adat.
“Webinar ini kami selenggarakan untuk memperkenalkan proses pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat adat Mapur secara berkelanjutan sehingga dapat menjadi percontohan di berbagai daerah adat lainya,” kata Warsangka.
Hadir pula Sulastama Raharja, S.T., selaku Ketua Bidang Pengabdian kepada Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan Hidup PP KAGAMA. Ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya webinar ini sebagai wujud komitmen untuk membantu keberlangsungan masyarakat adat dalam menghadapi tantangan modernisasi akibat industri
“Webinar yang mengangkat tradisi Gebong Memarong dari adat Mapor patut diapresiasi dikarenakan webinar ini mampu mendorong peningkatan kesadaran budaya bagi banyak pihak,” kata Sulastama.
Turut hadir Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni. Beliau menyampaikan bahwa webinar ini sangat penting untuk membentuk pandangan proporsional tentang desa guna mendukung upaya pemberdayaan secara berkelanjutan.
“Harapannya webinar ini tidak hanya tatanan romantik tetapi juga upaya rekognisi. Diskusi Gebong Memarong ini diharapkan dapat memotivasi KAGAMA di daerah lain supaya lebih peka dalam memotret isu desa,” kata Dr. Arie.
Sementara itu, Dr. Fujiartanto, S.IP., M.M., M.Si., M.A., selaku Kepala Pusat Pelatihan SDM Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyampaikan bahwa budaya sebagai bahan pertimbangan pembangunan berkelanjutan baik dalam perspektif hak hidup dan hak atas lingkungan.
Acara ini dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Yanto Heryanto. Narasumber sesi ini adalah Asih Harmoko selaku Ketua Lembaga Adat Mapur, Ali Usman selaku Pengawas Lembaga Adat Mapor sekaligus alumnus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM angkatan 2002, Rahmat Taufik selaku Kepala CSR PT Timah Tbk, dan Dr. Djarot Heru Santosa, M.Hum., selaku Sekretaris Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM.
Webinar ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-11 dikarenakan dapat mendorong pelestarian warisan budaya pada kawasan masyarakat adat Mampur sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.
[Kantor Alumni: Tedy Aprilianto, Foto:Tedy Aprilianto ]