Di balik purna tugas seorang dosen, terdapat seorang yang memilih untuk mengabdikan hidupnya kepada seni budaya Indonesia yang kaya dan mendalam, terutama seni pewayangan. Eddy Pursubaryanto merupakan seorang pensiunan dosen yang berkontribusi luar biasa dalam memelihara dan mengembangkan seni wayang. Alumnus Fakultas Ilmu Budaya ini memutuskan untuk mengembangkan kemampuannya sebagai seorang dalang. Ia mempelajari berbagai bentuk pewayangan, dari wayang kulit purwa hingga wayang orang. Melalui latihan yang tekun dan berbagai pengalaman, Eddy berhasil mengasah keterampilan dalangnya hingga mencapai tingkat keahlian yang mengagumkan. Ia merupakan seniman yang menghidupkan wayang kulit dan mengiringinya dengan musik gamelan. Selama bertahun-tahun, ia telah mengembangkan keahliannya dalam berbagai bentuk pewayangan, termasuk Wayang Kancil dan Wayang Kulit Purwa.
Dalam pementasannya, Eddy melakukan dalam dua bahasa: Jawa dan Inggris. Keterampilan dan dedikasi Eddy tidak hanya diakui di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Ia telah tampil dalam berbagai festival seni di berbagai negara, seperti Australia, Malaysia, Polandia, Rusia, dan Amerika Serikat dengan membawa keindahan seni pewayangan Indonesia ke panggung internasional. Dengan demikian, ia tidak hanya mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan negara lain.
Prestasi luar biasa Eddy Pursubaryanto tidak luput dari perhatian UGM. Ia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai “Pelopor Pelestari Kebudayaan” pada UGM Alumni Awards 2023. Penghargaan ini menegaskan pengakuan terhadap upaya Eddy dalam memelihara dan mengembangkan seni pewayangan. Ia menjadi contoh inspiratif bagi generasi muda untuk menjaga dan menghargai warisan budaya Indonesia. Penghargaan ini juga merupakan pengakuan atas karya dan dedikasi Eddy terhadap kebudayaan yang tak pernah surut. Ia bukan hanya seorang dosen yang sukses, tetapi juga seorang seniman yang menginspirasi generasi muda untuk menjaga dan mengembangkan seni budaya Indonesia.
Melalui kisah Eddy Pursubaryanto, kita dapat melihat bahwa semangat seni tidak mengenal batas usia. Meskipun telah memasuki masa pensiun, Eddy terus mengejar passion-nya dan memberikan kontribusi berharga dalam melestarikan dan mempromosikan seni budaya Indonesia. Semoga kisah inspiratif dari Eddy Pursubaryanto dapat mendorong kita semua untuk menghargai, menjaga, dan mengembangkan warisan budaya kita yang kaya dan berharga.