Muhammad Farid Akrom, biasa disapa Farid, merupakan alumnus Fakultas Teknologi Pertanian UGM angkatan 2016. Farid dikenal sebagai salah satu KAGAMA muda yang sukses menggeluti dunia agribisnis ternak dengan branding Goatday. Farid lulus pada masa pandemi tepatnya pada tahun 2020. Dikarenakan lulus di masa penuh dengan keterbatasan lapangan kerja, Farid sempat menganggur.
Menghadapi tantangan keterbatasan lapangan kerja Farid tidak tinggal diam. Farid membulatkan tekad untuk memulai usaha ternak kambing. Usaha kambing Farid semula berawal dari membeli kandang kosong di daerah Seyegan, Yogyakarta. Dalam memulai usahanya, Farid semula masih berfokus pada kambing perah untuk memproduksi susu kambing yang berkualitas. Setelah sukses dan mendapatkan keuntungan dari produksi susu, Farid lalu memperluas bisnisnya dengan memelihara domba pedaging.
Namun, perjalanan bisnis Goatday milik Farid tidaklah mulus. Dengan latar belakang pendidikan yang tidak berkaitan langsung dengan peternakan, Farid harus belajar dan melakukan banyak riset untuk mengembangkan usahanya. Saat ini, Goatday tidak hanya sukses dengan produksi susu kambing, tetapi juga domba pedaging yang pemasaran selalu mendapatkan keuntungan puluhan juta rupiah pada saat kurban.
Dalam rangka menciptakan visi bisnis peternakan secara berkelanjutan, Farid memiliki konsep bisnis yang cukup berbeda dari bisnis ternak pada umumnya. Pada bisnis Goatday, konsep bisnis yang diperkenalkan Farid ialah, konsep kemitraan. Penerapan konsep kemitraan dilakukan dengan sistem peternak bisa membeli domba atau kambing beserta pakannya di Goatday. Selain itu, Farid juga biasa menawarkan sistem kemitraan betina bunting. Farid mengatakan pembeli dapat membeli betina bunting di Goatday. Kemudian, anak kambing sudah lahir bisa dijual kembali ke Goatday dengan sistem tukar tambah untuk mendapatkan indukan bunting baru.
“Saya tidak suka melakukan bisnis dengan adanya sistem beli putus. Oleh karena itu, saya di Goatday ini menginovasikan bisnis dengan menggunakan sistem kemitraan,” ujar Farid.
Langkah inovatif pada sistem kemitraan yang menjadi keunggulan Goatday ini memiliki orientasi pada keberlanjutan ekonomi peternakan. Bagi Farid, kesinambungan antara peternak dan pembeli perlu dieratkan guna memenuhi kebutuhan pasar. Inovasi yang dilakukan oleh Farid merupakan visi bisnis yang sejalan dengan SDGs 8 yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Selain ternak, dalam naungan bisnis Goatday Farid juga memiliki pabrik pakan di Kulon Progo. Pada pabrik tersebut produksi utama yang diunggulkan berada pada pakan kambing dan domba. Farid mengatakan pendirian pabrik pakan ini merupakan upaya untuk memenuhi perawatan kambing dan domba. Farid menganggap pendirian pabrik pakan ini merupakan peluang untuk memenuhi kebutuhan kambing dan domba, serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Dengan kesuksesan di dunia agribisnis ternak, Farid menekankan pentingnya inovasi untuk memenuhi kebutuhan. Farid menekankan tidaklah mungkin seorang peternak memenuhi kebutuhan ternaknya dengan manual. Oleh sebab itu, perlu adanya banyak inovasi untuk meningkatkan produktivitas.
“Sebagai insan gadjah mada, penting untuk membangun relasi dan mengembangkan softskill. Masa kuliah adalah waktu yang tepat untuk bersosialisasi dan mencari peluang usaha. Jadi, jangan hanya terpaku untuk menjadi pekerja, tetapi cobalah menciptakan lapangan kerja sendiri,” pungkasnya.
[Kantor Alumni: Tedy, Foto: Alif]