Audiensi mengenai penanganan bencana kekeringan yang melanda wilayah Sukoharjo dilaksanakan secara luring di Ruang Multimedia 2, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa (3/12). Acara ini dihadiri oleh 33 peserta, termasuk Sekretaris Daerah Kabupaten Sukoharjo, Kepala Dinas, perwakilan KAGAMA Sukoharjo, dan pimpinan UGM.
Dalam audiensi ini, KAGAMA Sukoharjo menekankan pentingnya masalah air sebagai isu krusial yang sering diabaikan oleh masyarakat. Diskusi mencakup tata kelola air, manajemen, dan konservasi, dengan harapan Sukoharjo dapat melahirkan pelopor dalam pengelolaan sumber daya air.
Ada tiga aspek penting yang diidentifikasi dalam penanganan masalah ini, diantaranya, pemberdayaan masyarakat khususnya pada sektor pertanian dan peternakan sehingga dapat merangsang perekonomian lokal, aspek sosial dalam membangun sikap gotong royong dan kerja sama di antara warga, serta aspek kelestarian dalam menetapkan lahan konservasi yang harus dijaga dari aktivitas berlebihan, serta pengaturan lahan yang boleh dikelola. Hal ini esensial untuk menjaga ekosistem dan keberlanjutan sumber daya alam.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, menyatakan dukungannya terhadap inisiatif kolaborasi ini. Ia mengusulkan pembuatan road map untuk kerja sama riset, pengabdian, dan kegiatan kemahasiswaan yang berfokus pada penanganan kekeringan. “Kami sangat terbuka terhadap kebutuhan daerah dan ingin memberikan kontribusi nyata,” ujar Dr. Arie.
Sekda Kabupaten Sukoharjo, Widodo, S.H., M.H., menggarisbawahi perlunya edukasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan, terutama terkait penebangan pohon di kawasan hulu sungai. Ia juga membahas peluang untuk menjalin kerja sama lebih lanjut, termasuk penyusunan MoU dan program kerja sama KKN tematik dengan UGM.
Audiensi ini menjadi langkah awal dalam upaya penanganan bencana kekeringan yang berkelanjutan di Sukoharjo. Kerja sama antara pemerintah daerah, UGM, dan KAGAMA diharapkan dapat memberikan solusi yang terintegrasi, mengedukasi masyarakat, dan menjaga kelestarian sumber daya air. Upaya ini ke dalam Sustainable Development Goals (SDGs) poin 6 (Air Bersih dan Sanitasi), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan), 13 (Penanganan Perubahan Iklim), 15 (Ekosistem Daratan), dan 17 (Kemitraan untuk Tujuan), diharapkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dapat lebih optimal.
[Kantor Alumni: Kamila, Foto: Kamila]