Isu kebinekaan belakangan mencuat menjadi persoalan serius di negeri ini. Bangsa Indonesia seolah sedang mengalami ujian berat dalam menjaga kemajemukan yang menjadi landasan persatuan berdirinya bangsa. Melihat dinamika tersebut, KAGAMA (Keluarga Alumni Gadjah Mada) memandang penting untuk membangun dan terus mempererat persatuan antar anak bangsa. Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo dalam sambutannya saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KAGAMA tahun 2016 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Sabtu (17/12) pagi.
Agenda-id
Alumni Dinner merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional (DKAUI) sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis Universitas Gadjah Mada (UGM). Bertempat di Balairung UGM, acara yang berlangsung pada Sabtu (17/12) malam ini dihadiri sekitar 400 alumni dari berbagai daerah dan kalangan profesi. Alumni UGM yang berkarier di pemerintahan seperti Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., yang merupakan Menteri Sekretaris Negara, Ir. Budi Karya Sumadi yang merupakan Menteri Perhubungan, serta Ganjar Pranowo, S.H., M.IP. juga turut hadir memeriahkan rangkaian acara Dies Natalis UGM ke-67 ini.
Indonesia digadang-gadang akan menghadapi banyak tantangan di tahun 2017 mendatang. Terlebih, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak secara langsung di lebih dari 100 daerah setingkat provinsi dan kabupaten/kota membuat tahun 2017 menjadi tahun panas bagi panggung politik Indonesia. Hal tersebut secara tidak langsung juga akan mempengaruhi pola kebijakan daerah yang turut pula berpengaruh di tingkat nasional. Melihat kenyataan seperti itu, KAGAMA bersama dengan KOMPAS menyelenggarakan kegiatan Diskusi Kebangsaan Teras Kita, yang bertajuk “Indonesia Outlook 2017” pada Jumat (17/12) di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM).
UGM kembali memberikan penghargaan kepada alumni berprestasi yang memiliki kontribusi dan kiprah yang menginspirasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Tahun ini, penghargaan di anugerahkan kepada lima alumni terbaik dengan bidang yang berbeda setelah melalui proses seleksi dan penjurian.
Menjalin hubungan baik dengan alumni dapat memberikan manfaat yang baik pula bagi universitas. Selain kontribusinya dalam bentuk materi seperti adanya beasiswa alumni bagi mahasiswa, kontribusi alumni dalam bentuk gagasan juga dibutuhkan universitas untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran. Beberapa universitas di dunia bahkan menempatkan alumni sebagai ambassador untuk memperkenalkan universitasnya ke tingkat global.
“Mempelajari sesuatu bukanlah hal yang sulit. Hal yang sulit adalah membuat seseorang memiliki keinginan untuk belajar,” ujar Ahmad Yuniarto, Founder Biru Peduli Foundation Indonesia dalam Pembekalan Calon Wisudawan Program Sarjana dan Diploma Universitas Gadjah Mada (UGM) periode November 2016. Berlangsung pada hari Selasa (15/11) di Gedung Grha Sabha Pramana (GSP), pembekalan yang dimoderatori Wisnu Martha Adhiputra yang merupakan Dosen Fakultas ISIPOL ini diikuti oleh lebih dari 2000 calon wisudawan.
UGM mendapat kunjungan dari MITSA (UiTM Sarawak Alumni Association) pada Kamis (10/11). Rombongan yang berjumlah 30 orang ini terdiri dari pengurus, tenaga pendidik, dan alumni dari Universiti Teknologi MARA cabang Sarawak Malaysia. Mereka hadir di UGM bertujuan untuk melakasanakan kegiatan silaturahim dan studi banding terkait program pengelolaan alumni di UGM.
“Tidak pernah ada kata terlambat untuk membangun personal branding. Walaupun pada dasarnya diri kita memiliki sifat dasar dan juga dipengaruhi lingkungan sejak kecil, tetapi ada bagian dari diri kita yang masih dapat diubah untuk menunjang kesuksesan kita,” ungkap Analisa Widyaningrum, psikolog. Hal ini disampaikannya dalam seminar ‘Wardah Bright Days Campus Roadshow’ yang merupakan hasil kerja sama antara Wardah Cosmetic dan Subdirektorat Hubungan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis (10/11) di Ruang Seminar Perpustakaan Pusat UGM.
UGM sebagai institusi pendidikan tinggi senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Salah satu upayanya adalah menjaring informasi dari alumni sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari kampus melalui program tracer study. Selain sebagai sarana penelurusan alumni, informasi yang didapat program ini juga baik bagi UGM untuk menyesuaikan sistem pendidikan sehingga dapat memaksimalkan komptensi mahasiswa agar dapat bersaing dan dibutuhkan pasar. Melihat manfaat yang besar tersebut, UGM kembali meluncurkan Tracer Study 2016.
“Menyiapkan diri untuk dunia kerja merupakan hal yang wajib dilakukan. Hal ini dikarenakan industri yang semakin berkembang, kompetisi yang semakin ketat, dan klien yang semakin cerdas,” jelas Herni Surhatini yang merupakan SVP HR PT. Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) dalam seminar ‘From Campus to Corporate’ pada Jumat (4/11) di Ruang Seminar Perpustakaan Pusat UGM. Persiapan diri tidak hanya penting untuk masuk dunia industri, tapi juga sangat dibutuhkan dalam kewirausahaan. Dengan mempersiapkan diri, pencari kerja tidak hanya berorientasi pada pendapatan semata, tapi juga lebih memahami tujuan serta mencintai apa yang menjadi pekerjaannya.