Sesosok perempuan melangkahkan kakinya menuju pentas dengan antusias. Ditemani piano kesayangan, jari-jari lentiknya mulai menekan tuts tanpa kesulitan. Satu persatu melodi nan indah mulai mengalun merdu di seisi ruangan. Saat lirik mulai dinyanyikan, suara merdu nan syahdu mulai membius para undangan. Ia mulai bernyanyi secara ekpresif dan menjiwai liriknya dengan penuh perasaan. Tak ayal, tepuk tangan meriah bergemuruh saat melodi selesai dimainkan. Ia adalah Leilani ‘Frau’ Hermiasih, alumni Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) angkatan 2008.
Tokoh Alumni
Meski tahun ini usianya sudah mencapai 85 tahun, namun ingatan beliau masih sangat tajam. Dengan semangat beliau mengisahkan bagaimana masa mudanya ketika bergabung dengan Tentara Pelajar Kompi III Detasemen III Brigade 17. “Pada waktu itu saya masih SMP kelas 3 di Purworejo. Semua siswa mendapat latihan kemiliteran. Kita turut menjaga garis pertahanan bersama tentara Indonesia di Semarang,” kenangnya. Ketika Perjanjian Renville ditandatangani, Prof Kunto bersama teman-temannya asal Purworejo bisa kembali ke rumah dan melanjutkan pendidikan SMA-nya di Solo dari akhir 1947 hingga Desember 1948.
Selama ini ada anggapan yang tersebar di kalangan mahasiswa bahwa orang yang masa studinya cepat biasanya adalah mahasiswa kupu-kupu, alias kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mereka tak banyak ikut kegiatan dan organisasi kampus maupun terlibat dengan jejaring pertemanan yang luas. Namun mitos itu terbantahkan oleh Muhammad Irka Irfa’ Darojat, alumni Jurusan Akuntansi IUP UGM angkatan 2009.
“Perempuan di Indonesia sudah banyak yang berpendidikan tinggi, namun sayangnya ketika diminta bicara di publik, masih banyak yang kurang percaya diri untuk bersuara.” Begitulah kira-kira salah satu fenomena perempuan yang ada di Indonesia menurut Suharti, direktur Rifka Annisa, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang perempuan dengan basis di Yogyakarta. Ibu satu anak yang akrab disapa Harti ini mengutarakan bahwa fakta ini berkembang karena perempuan Indonesia sudah terbiasa dididik dalam budaya patriarkal yang kental.
Siapa yang tak kenal Waroeng Spesial Sambal, atau kerap disingkat SS? Rumah makan yang menawarkan berbagai makanan tradisional bercita rasa lezat dengan harga yang terjangkau ini telah memiliki 65 cabang di 31 kota di Jawa-Bali. Siapa sangka, pemiliknya adalah alumni Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada angkatan 1992, Yoyok Heri Wahyono.
Sukses tak selalu berarti berhasil mengumpulkan banyak pundi uang. Seseorang juga bisa dikatakan sukses ketika dapat memberi manfaat bagi masyarakat serta lingkungan yang ada di sekitarnya. Agaknya prinsip inilah yang diterapkan oleh pasangan Suporahardjo dan Farha Ciciek dalam menjalani hidup mereka. Berdua, mereka mendirikan komunitas bagi anak-anak dan remaja bernama Tanoker di wilayah Ledokombo, Jember, Jawa Timur. Kegiatan komunitas ini fokus pada pengembangan potensi anak-anak melalui proses pengorganisasian dengan pendekatan budaya.
Ir. Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang sederhana, jujur, tegas dan selalu berpihak pada wong cilik. Lebih jelas tentang beliau klik Disini
Guru Besar UGM ini dikenal aktif memajukan bidang Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia dari kampus. Lebih jelas tentang beliau klik
Membangun bisnis atau wirausaha diibaratkan seperti proses tumbuh kembang seorang anak. Mereka harus memulainya dari merangkak, berdiri, dan terakhir adalah melompat. Seorang wirausahawan dengan demikian harus memiliki tekad kuat dan kerja keras membangun usahanya agar mampu berdiri, melompat dan meraih kesuksesan. Prinsip inilah yang selalu dipegang oleh Drs. Masrizal Achmad Syarief, Apth, alumni Fakultas Farmasi UGM tahun 1980 yang kini menjadi pengusaha sukses yang bergerak di bidang kesehatan.
Bisnis kuliner adalah peluang besar mendulang keuntungan yang menjanjikan. Banyak kisah sukses yang sudah tertoreh. Aliuyanto, S.E adalah salah satunya. Lulusan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini sudah 21 tahun malang melintang di bisnis kuliner. Solaria, nama usaha miliknya, sudah dikenal orang banyak. Ada 130 gerai yang tersebar di 25 kota.