Andi Alifian Mallarangeng pria kelahiran makassar, Sulawesi Selatan, 14 Maret 1963, menjabat Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014). Lebih jelas tentang beliau klik Disini
Tokoh Alumni
Kesejahteraan umum belum tercipta secara berarti dan adil, dan terdapat kesenjangan yang besar antar-individu, golongan dan daerah..lebih jelas tentang beliau klik Disini
Walau memiliki sentuhan dan pemikiran politik dan pernah ikut mendirikan partai politik (PAN), namun ia mengakui bahwa dirinya bukan seorang praktisi politik. Lebih jelas tentang beliau klik Disini
Beliau adalah seorang dokter ahli jantung dan sudah lebih 25 tahun bekerja profesional dibidang kedokteran dan penelitian. lebih jelas tentang beliau klik Disini
Pria kelahiran Sampang, Madura, 13 Mei 1957, itu adalah alumnus dan guru besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, juga lulusan Fakultas Sastra dan Kebudayaan serta doktor hukum tata negara UGM. lebih jelas tentang beliau klik Disini
Low Profile dan tegas…..Bicaranya kalem, apa adanya, sederhana, tegas serta tidak memiliki ambisi duniawi yang menonjol. itulah Busyro Maqoddas yang kini menjabat sebagai Ketua KPK periode 2010-2011. lebih jelas tentang beliau klik Disini
Pande Putu Setiawan, menyelesaikan S1Teknologi Industri di STT Telkom Bandung 2001, kemudian melanjutkan pendidikan S2 di MM FEB UGM, lulus 2006. Saat kuliah di UGM Pande berkesempatan menjadi peserta pertukaran mahasiswa ke University of Victoria, British Columbia – Canada. Pernah pula Pande menjadi kandidat penerima beasiswa Ph.D. in Tourism yang ditawarkan oleh World Tourism Organization di Hong Kong Polytechnique Institut. Pande pernah bekerja sebagai Staf Field Monitor – Program Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN-WFP) dalam pemulihan dampak gempa di Yogyakarta. Bulan Februari 2008, Pande berkesempatan pergi ke Vientiane – Laos dalam rangka penghargaan pemuda ASEAN bersama pemenang Indonesia Young Entrepreneur.
Sukses tak selalu berarti berhasil mengumpulkan banyak pundi uang. Seseorang juga bisa dikatakan sukses ketika dapat memberi manfaat bagi masyarakat serta lingkungan yang ada di sekitarnya. Agaknya prinsip inilah yang diterapkan oleh pasangan Suporahardjo dan Farha Ciciek dalam menjalani hidup mereka. Berdua, mereka mendirikan komunitas bagi anak-anak dan remaja bernama Tanoker di wilayah Ledokombo, Jember, Jawa Timur. Kegiatan komunitas ini fokus pada pengembangan potensi anak-anak melalui proses pengorganisasian dengan pendekatan budaya.