
Sudanto merupakan pemenang kategori Pelopor Pemberdayaan Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) Alumni Awards 2009. Beliau merupakan lulusan Fakultas Kedokteran tahun 1976. Setelah lulus, Sudanto mendaftarkan diri untuk mengikuti program Dokter Inpres (Instruksi Presiden) di Departemen Kesehatan. Sudanto kemudian ditempatkan di wilayah Asmat, Irian Jaya (yang sekarang menjadi Papua). Sejak awal bertugas hingga tahun 1982, Sudanto telah melayani di 4 kecamatan terpencil di wilayah Asmat. Melihat keterbatasan ekonomi masyarakat Asmat, Sudanto memutuskan untuk mengabdikan dirinya untuk pelayanan kesehatan di Asmat. Sehari-harinya, terkadang Sudanto hanya dibayar dengan dengan sagu, rempah-rempah atau kayu bakar dari hutan. Hal ini sama sekali tidak menjadi penghalang bagi Sudanto, yang beliau lakukan adalah semata-mata demi pengabdian dan rasa kemanusiaan. Setelah 6 tahu bertugas menjadi dokter Inpres, Sudanto melanjutkan kariernya di Rumah Skit Jiwa (RSJ) Abepura hingga pensiun pada tahun 2003. Memiliki dedikasi dan jiwa kemanusiaan yang tinggi membuat Sudanto tetap mengabdikan dirinya pada masyarakat sekitar. Setelah pensiun, beliau membuka praktek dirumahnya di Abepura. Selama membuka praktek, Ia tetap tidak menetapkan tarif tinggi pada pasiennya. Sudanto memasang tarifnya sendiri. Pertama kali membuka praktek, Sudanto hanya menerima bayaran 500 rupiah atas jasanya. Saat ini pun ia tetap memasang tarif yang sangat terjangkau bagi masyarakat Abepura, yaitu 2.000 rupiah untuk orang dewasa dan 1.000 rupiah untuk anak-anak dan mahasiswa. Maka dari itu masyarakat Papua memberikan panggilan khusus pada Sudanto yaitu “Dokter 2000 rupiah”. Sudanto berprinsip bahwa uang atau materi bukanlah segalanya karena bagi seorang dokter mendahulukan nyawa dan kepentingan orang banyak merupakan hal yang paling utama. Selain menjadi dokter, pria kelahiran Kebumen, 5 Desember 1941 ini terus mengabdikan dirinya dengan menjadi tenaga pendidikan dan mengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura hingga sekarang. Termasuk juga mengajar di program studi Pendidikan Jasmi dan Kesehatan (Penjaskes) FKIP Uncen serta beberapa perguruan tinggi swasta di Jayapura.
Sumber:
https://www.ugm.ac.id/id/berita/652-sudanto-dan-ilham-alumni-ugm-yang-mengabdi-di-daerah-terpencil
https://sarklewer.com/dr-sudanto-dibayar-rp-2000-di-papua-tra-masalah/