Subdirektorat Hubungan Alumni UGM bersama Indovoiceover Academy mengadakan workshop kolaborasi bertajuk “Voice Over and Voice Acting” yang dilangsungkan pada Jumat, (19/11) melalui Zoom Meeting Room. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 30 peserta.
Kegiatan ini diisi oleh Syarif Acil dari Indovoiceover Academy dan diawali dengan pemaparan mengenai apa yang dimaksud dengan voice over dan voice acting. Meskipun memiliki makna yang hampir sama, perbedaannya adalah voice over merupakan suara yang digunakan untuk mengisi konten sedangkan voice acting merupakan suara yang sering dipakai oleh pegiat teater dan biasanya digunakan agar pesan dalam cerita sampai di penonton.
Di masa kini, Syarif mengatakan bahwa voice over menjadi profesi. Di masa depan, di mana segala teknologi dan komunikasi akan semakin berkembang, profesi ini akan banyak digunakan dan menjanjikan terutama dalam dunia advertising. Bahkan tidak sedikit perusahaan startup yang mencari VO (voice over) talent untuk mengisi latar suara pada video profil perusahaan maupun video produk.
Selain menjelaskan mengenai peluang menjadi VO, kegiatan ini juga bersama melatih bagaimana melalukan voice acting dengan baik. Para peserta dengan sukarela mencoba voice acting dengan membaca dialog yang telah disediakan. Setelahnya, narasumber akan memperbaiki sekaligus memberikan tips dan trik dalam melatih suara.
Untuk voice acting sendiri, nafas yang dibutuhkan adalah nafas dengan menggunakan diafragma, yaitu nafas yang diambil dari mulut dan perut. Untuk melatih nafas ini, tentunya dibutuhkan olahraga yang stabil. Setelah itu perbanyak membaca dengan menggunakan ekspresi atau emosi. Jika sudah pede, coba sesekali merekam suara dan minta rekan untuk menilai.
“Sudah banyak literasi yang ada hubungannya dengan voice over jadi siapapun bisa belajar,” pungkasnya.
Syarif berpesan agar peserta yang berminat pada dunia voice over dan voice acting untuk jangan pernah takut dan harus terus latihan. Perbanyak sampel suara agar dapat dinilai oleh rekan dan kita bisa terus improve. Jenis dari voice over dan voice acting juga banyak, Syarif memaparkan bahwa ada yang bisa menirukan lebih dari dua suara. Tapi semua tergantung pada kemampuan individu masing-masing.
“Kalau ingin mengirimkan sampel (suara VO), gunakan alat yang proper. Karena alat yang proper sangat mendukung terutama untuk memperjelas intonasi atau artikulasi, itu penting,” kata Syarif.
Syarif menambahkan jika ingin berprofesi sebagai VO talent sekarang, harus siap dengan konsekuensi pendapatan yang naik turun meskipun kita tahu bahwa peluang sebagai VO cukup luas. Hal ini tergantung pada project yang ditawarkan. Tapi, lanjut Syarif, biasanya setelah berhasil pada satu project, maka project lain akan berdatangan.
Melalui workshop ini, diharapkan peserta yang tertarik pada dunia voice over dan voice acting mendapatkan insight untuk mencari peluang di dunia industri. Selain itu dapat melatih diri sendiri dengan tips yang telah dibagikan oleh narasumber.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona,Foto:Anas]