Muhammad Qodari merupakan alumnus program doktor pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM angkatan 2007 yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Kepresidenan. Qodari lahir di Palembang 15 Oktober 1973. Pada tahun 1992, Qodari menempuh pendidikan S1 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Saat berkuliah, Qodari banyak belajar dasar-dasar ilmu psikologi hingga menemukan ketertarikan minatnya pada kajian psikologi sosial. Pada tahun 1997, Qodari mendapatkan gelar sarjana dan berkarier sebagai peneliti.
Tahun 1999, Qodari berkarier di Institut Arus Informasi (ISAI). Selama 3 tahun di ISAI, Qodari banyak mempublikasikan penelitian berkaitan dengan kebebasan pers. Pada tahun 2001, Qodari memutuskan melanjutkan studi magister di University of Essex. Dalam studinya, Qodari mendalami bidang political behaviour sebagai kajian strategis psikologi sosial. Qodari lulus pada tahun 2002 dan memutuskan kembali ke tanah air untuk berkarier di sebagai peneliti di Centre For Strategic and International Studies (CSIS).
Qodari mendapatkan kepercayaan menjabat Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia pada tahun 2003. Pada tahun yang sama, Qodari diberikan kepercayaan juga menjadi Chief Editor Majalah Kandidat, Campaign and Election Magazine. Pengetahuan tentang psikologi sosial membuat Qodari mampu memberikan kajian-kajian yang tajam. Pada tahun 2005, Qodari ditunjuk sebagai Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia.
Pengalaman berkarier di 4 lembaga riset membuat Qodari termotivasi untuk mendiri lembaga riset mandiri. Pada tahun 2006, Qodari mendirikan Indo Barometer (IB) yang menjadi salah satu lembaga riset independen yang berfokus pada kajian perilaku sosial-politik masyarakat Indonesia secara berkala. Dengan lembaga penelitiannya, ia berkomitmen untuk memperjuangkan keberlanjutan demokrasi di Indonesia. Indo Barometer juga sering berkontribusi dalam riset dan survei berkaitan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia. Dedikasi Qodari sebagai peneliti berpengaruh di Indonesia sejalan dengan SDGs 16 yakni, perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh.
Qodari telah mempublikasikan berbagai karya yang cukup mentereng dan menjadi rujukan bagi para peneliti lain di Indonesia. Adapun karya-karya yang cukup terkenal di antaranya :
- Kabar-kabar Kebencian: Media Massa dan Prasangka Agama ditulis bersama Ibnu Hamad and Agus Sudibyo.
- Gerakan Demokrasi di Indonesia Pasca Soeharto (Indonesia’s Post Suharto Democracy Movement), editor AE Priyono, Stanley A. Prasetyo and Olle Tornquist.
- Musuh Tak Tertaklukan: Korupsi di Indonesia, dalam Warisan Orde Baru, editor Arief Budiman
- The Professionalisation of Politics: The Growing Role of Polling Organisations and Political Consultants, dalam Problems of Democratisation in Indonesia: Elections, Institutions and Society, editor Edward Aspinall and Marcus Mietzner.
[Kantor Alumni: Tedy Aprilianto, Foto: Tribunnews.com]