Drs. K.R.T. H. Anwar Chanani dikenal sebagai salah satu tokoh berpengaruh di Kalimantan Timur. Ia merupakan perintis berdirinya Universitas Mulawarman Kalimantan Timur, perguruan tinggi tertua yang ada di Kaltim. H. Anwar Chanani lahir di Kediri, 28 Agustus 1928. Beliau merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada. Dalam perjalanan hidupnya, H. Anwar Chanani sangat peduli terhadap dunia pendidikan. Selain menjadi tokoh pencetus berdirinya Universitas Mulawarman, H. Anwar Chanani juga merupakan tokoh pemrakarsa berdirinya Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Samarinda yang kini telah berubah nama menjadi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Tak hanya sebagai pelopor, H. Anwar Chanani juga pernah menjadi direktur APDN (sekarang IPDN) Samarinda pada 1963 hingga 1972.
Alumni Awards
Drs. Sri Moelyanto merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM (1967). Sri Moelyanto adalah penerima penghargaan Alumni Award 2009 pada Bidang Prestasi Memajukan Pembangunan Daerah yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada. Sri Moelyanto tercatat pernah menjadi orang nomor 1 di Boyolali dengan masa bakti selama 5 tahun (2005 – 2010). Sebagai Bupati Boyolali, banyak pencapaian dan keberhasilan yang Sri Moelyanto torehkan. Salah satunya adalah ketahanan pangan yang berhasil diatasi oleh jajaran pemerintahannya kala itu. Pembuatan kebijakan yang pro rakyat dibuktikan oleh Sri Moelyanto dengan menginstruksikan jajaran pemerintahan di seluruh wilayah Kabupaten Boyolali, mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga kecamatan dengan membuat Surat Edaran (SE) yang berisikan peraturan bahwa dalam setiap pelaksanaan kegiatan (di wilayah kabupaten) harus memanfaatkan dan menggunakan produk pangan lokal Boyolali. Hal ini berdampak pada ketersediaan pangan di wilayahnya yang dapat terus dipertahankan, surplus hasil bumi yang berhasil dicapai, dan pemerataan distribusi bahan pangan. Berkat kebijakannya ini, Sri Moelyanto pernah menerima Penghargaan Ketahanan Pangan Kelompok Aparat dari pemerintah republik Indonesia sebagai bentuk apresiasi terhadap pelaku agribisnis ketahanan pangan pada 2009.
Sumber daya alam yang sangat melimpah menjadi anugerah dan keuntungan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Potensi tersebut membutuhkan tenaga ahli dalam pengelolaannya dengan menggunakan teknologi yang tepat guna. Saat ini, banyak para ilmuwan cerdas bangsa terus berlomba dalam menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi terwujudnya kemajuan dalam segala bidang, salah satunya adalah Ir. Ismun Uti Adan. Ismun Uti merupakan salah satu ilmuwan berprestasi lulusan Universitas Gadjah Mada yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik UGM(1980). Ismun Uti berhasil menciptakan dan membuat beberapa penemuan dalam bidang teknologi. Salah satu hasil penemuannya yang paling menggebrak adalah menciptakan teknologi pembangkit listrik dengan tenaga kincir air dan diberi nama “Kincir Ismun”. Alat ini diklaim dapat bergerak bebas, berbeda dengan kincir air pada umumnya yang hanya dapat bergerak statis. Kelebihan lain dari teknologi yang diciptakan oleh Ismun Uti ini adalah penggunaannya yang tidak perlu membendung aliran sungai dalam proses penggunaannya. Keberhasilannya dalam menemukan “Kincir Ismun” tidak berjalan tanpa adanya kegagalan. Ketika proses pembuatan dan uji coba, Ir. Ismun sering mengalami kendala seperti kincir yang tidak dapat berputar sehingga tidak dapat menghasilkan arus listrik. Kegagalan demi kegagalan yang beliau alami hadapi sama sekali tidak membuat Ismun Uti patah semangat, justru beliau getol dalam memperbaiki teknologi ciptaannya. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil dan Ismun Uti berhasil menyempurnakan “Kincir Ismun” sehingga dapat digunakan bagi masyarakat. Penemuan ini telah dipakai di beberapa daerah seperti di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Agar karyanya tidak dibajak oleh pihak lain, Ir. Ismun kemudian mematenkan karyanya di kantor Departemen Hukum dan HAM Indonesia. Atas inovasi dan kontribusinya pada bangsa dan negara, Universitas Gadjah Mada menganugerahi Ir. Ismun sebagai “Alumni Berprestasi 2009” kategori Prestasi Memajukan Pembangunan Daerah.
Drs. Wellington Lod Wenda, M.Si. merupakan alumnus Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Wellington Lod lulus pada tahun 2003, jurusan Magister Administrasi Publik yang berhasil memajukan pembangunan daerah.
Pengabdian diri pada masyarakat tidaklah mudah untuk dilakukan. Melakukan sesuatu hal dengan tulus hati tanpa adanya iming-iming gaji besar, ketenaran, dan kemewahan fasilitas merupakan arti murni dari pengabdian. Pengabdian tanpa pamrih inilah yang dilakukan oleh Ilham Syifa lulusan magister Ilmu Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM angkatan 2003 di sebuah daerah terpencil. Banyak orang berlomba-lomba berkarier di perkotaan agar dapat meningkatkan taraf hidup, namun Ilham Syifa lebih memilih mengabdikan dirinya di wilayah pedalaman dengan menjadi Kepala Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik. Lokasi desa ini cukup jauh, terletak di Pulau Bawean dan harus ditempuh dengan kapal ferry selama 3,5 jam dari Pelabuhan Tanjung Emas. Ilham Syifa merupakan sosok yang gigih dan berdedikasi tinggi dalam melayani masyarakat Desa Tanjungori. Ia menginginkan terciptanya masyarakat yang mandiri. Selama menjadi kepala desa, banyak kebijakan dan terobosan yang dilakukan oleh beliau dalam memajukan Desa Tanjungori terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan perekonomian masyarakat. Di bidang pendidikan selain diadakannya sekolah formal, Ilham Syifa menginisiasi adanya lembaga-lembaga bimbingan belajar seperti kursus bahasa inggris, informatika (komputer), dan kursus keterampilan lainnya. Di bidang kesehatan, Ilham Syifa dibantu sang istri Faizah Komala (dokter), mempunyai cara tersendiri dalam mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggalakan gerakan penanaman tanaman obat keluarga yang dinamakan “Toga” di Desa Tanjungori. Ide ini muncul mengingat kondisi Desa Tanjungori yang berada cukup jauh dari layanan kesehatan. Namun jika warga desa membutuhkan penanganan medis yang cukup kompleks, harus menempuh kurang lebih sejauh 80 mil dan membutuhkan waktu selama 1 jam (cuaca normal). Lebih jauh, Ilham Syifa juga sangat concern terhadap tingkat perekonomian warga desanya. Keadaan ekonomi warga yang rendah membuatnya memutar otak dalam mencari cara agar dapat meningkatkan penghasilan warga Desa Tanjungori. Salah satunya dengan memanfaatkan keindahan alam Desa Tanjungori melalui promosi wisata. Warga Desa Tanjungori yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan dapat menjual hasil tangkapan mereka kepada para wisatawan dengan harga yang cukup tinggi dari biasanya. Para ibu rumah tangga juga didorong untuk berwirausaha dengan menjual makanan dan minuman guna membantu pemenuhan perekonomian keluarga mereka.
Eko Ari Prabowo adalah alumnus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada lulusan tahun 1998. Beliau berhasil meraih penghargaan Alumni Berprestasi kategori Pengabdian di Daerah Terpencil. Pria yang akrab disapa Eko atau Ari ini merupakan sosok yang gigih dan tak kenal lelah dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya di wilayah bumi Cendrawasih. Eko merupakan guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Merauke, Papua. Sebelumnya, Eko juga pernah mengajar di SMP Negeri 1 di distrik Muting, di wilayah pedalaman Merauke. Selain berprofesi sebagai guru dan aktif mengajar di sekolah, Eko juga merupakan penulis yang sangat berbakat. Kecintaannya dalam dunia sastra membuat Eko aktif menuangkan ide dan kreatifitasnya lewat karya tulis fiksi terutama novel dan cerpen. Tercatat Eko pernah menjuarai Penulisan Naskah Buku Pengayaan Untuk Jenis Novel yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2008 (dulu DEPDIKNAS) dan berhasil meraih juara 1. Naskah tersebut berjudul “Petualangan Rendy” yang berkisah tentang seorang tenaga pengajar yang mengabdikan diri di daerah terpencil. Kisah ini terinspirasi oleh kisah hidup beliau sebagai guru yang ikhlas mengabdi guna mencerdaskan para siswa sebagai generasi penerus bangsa yang tinggal di daerah yang terpencil di timur Indonesia. Tak sampai disitu, Eko juga mendapat juara Lomba Penulisan Cerita Rakyat. Tulisan fiksi lainnya berbentuk cerpen juga berhasil masuk dalam antologi Kelas Cerpen Kompas Tahun 2016. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, pada 2018 Eko berhasil meraih Juara III Olimpiade Guru Nasional Pendidikan Menengah yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Eko menjadi satu-satunya wakil dari Papua yang lolos sebagai finalis pada ajang tersebut dan sekaligus menjadi pemenang yang mengharumkan nama Papua.